6 Kepribadian Hidup dalam Masyarakat - Socio Sexual Hierarchy
Socio Sexual Hierarchy Explanation
Socio-sexual hierarchy adalah konsep yang menggambarkan bagaimana individu dalam masyarakat menempatkan diri mereka sendiri dan orang lain dalam skala atraktivitas seksual. Dalam konteks ini, atraktivitas seksual diukur berdasarkan kombinasi dari faktor fisik, kepribadian, status sosial, dan kekayaan.
Individu yang dianggap lebih atraktif seksual biasanya memiliki lebih banyak pilihan dalam pemilihan pasangan dan lebih mudah untuk mencapai kesuksesan dalam interaksi sosial dan romantis. Individu yang dianggap kurang atraktif seksual cenderung memiliki kesulitan dalam menemukan pasangan yang cocok dan mungkin mengalami kesulitan dalam interaksi sosial dan romantis.
Dalam skala socio-sexual hierarchy, individu yang dianggap paling atraktif seksual ditempatkan pada puncak hierarki, sementara individu yang dianggap kurang atraktif seksual ditempatkan di bawahnya. Namun, persepsi atraktivitas seksual bisa berbeda-beda di antara masyarakat dan budaya yang berbeda.
Beberapa contoh dari faktor yang dapat mempengaruhi persepsi atraktivitas seksual antara lain faktor fisik seperti kesehatan, kecantikan, dan postur tubuh, faktor kepribadian seperti kepercayaan diri, kepribadian yang menarik, dan kesopanan, faktor status sosial seperti kedudukan sosial, pekerjaan, dan pendidikan, dan faktor kekayaan seperti kekayaan, kepemilikan properti, dan kendaraan.
Persepsi atraktivitas seksual juga bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti ras, etnis, agama, orientasi seksual, dan usia.
Secara umum, socio-sexual hierarchy menunjukkan bagaimana individu dalam masyarakat menempatkan diri mereka sendiri dan orang lain dalam skala atraktivitas seksual, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kesempatan dan interaksi sosial dan romantis individu tersebut. Namun, persepsi atraktivitas seksual bisa berbeda-beda di antara masyarakat dan budaya yang berbeda.
Dalam konsep ini, ada lima tingkatan utama: Alpha, Beta, Delta, Gama dan Omega, Serta Ada 1 lagi di luar tingkatan tersebut yaitu SIGMA
1. ALPHA
Alpha adalah tingkatan tertinggi dalam socio sexual hierarchy, yang diwakili oleh individu yang dianggap sebagai pemimpin dalam masyarakat, yang diakui sebagai paling atraktif, dan yang memiliki kontrol tertinggi dalam interaksi seksual. Individu alpa dianggap sebagai pemimpin dalam masyarakat karena mereka dianggap sebagai yang paling berkuasa, paling berpengaruh, dan paling diakui. Individu alpa dianggap sebagai paling atraktif karena mereka dianggap sebagai yang paling menarik bagi lawan jenis, dan mereka memiliki kontrol tertinggi dalam interaksi seksual karena mereka dianggap sebagai yang paling diinginkan oleh lawan jenis.
Individu alpa dianggap sebagai yang paling berpengaruh dalam masyarakat karena mereka dianggap sebagai yang paling berkuasa, paling berpengaruh, dan paling diakui. Mereka dapat mempengaruhi opini dan tindakan orang lain dengan mudah, dan mereka dianggap sebagai yang paling dihormati dan diakui dalam masyarakat. Individu alpa juga dianggap sebagai yang paling menarik bagi lawan jenis, karena mereka dianggap sebagai yang paling atraktif dan menarik. Mereka memiliki kontrol tertinggi dalam interaksi seksual karena mereka dianggap sebagai yang paling diinginkan oleh lawan jenis.
Alpha dianggap sebagai tingkatan tertinggi dalam socio sexual hierarchy karena mereka dianggap sebagai yang paling berkuasa, paling berpengaruh, dan paling diakui dalam masyarakat. Mereka dianggap sebagai yang paling menarik bagi lawan jenis dan memiliki kontrol tertinggi dalam interaksi seksual. Namun, perlu diingat bahwa konsep ini tidak selalu benar dan banyak faktor lain yang mempengaruhi bagaimana seseorang dihargai dan diterima dalam masyarakat.
Baca juga : Psikologi Manusia
2. BETA
Beta dalam socio sexual hierarchy merupakan tingkatan di bawah Alpha. Beta dianggap sebagai individu yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan Alpha, tetapi masih diakui sebagai sosok yang menarik dan dihormati dalam masyarakat.
Beta memiliki beberapa karakteristik utama yang membedakannya dari Alpha, diantaranya adalah:
Berperilaku sopan dan tidak terlalu menonjol. Beta cenderung untuk tidak menonjol di antara orang lain dan lebih memperhatikan perasaan orang lain.
Cenderung untuk mengikuti daripada memimpin. Beta lebih memilih untuk mengikuti jejak Alpha daripada menjadi pemimpin.
Lebih stabil dalam hubungan. Beta cenderung untuk memiliki hubungan yang lebih stabil dan panjang daripada Alpha.
Lebih menekankan pada kualitas daripada kuantitas. Beta cenderung untuk memilih beberapa teman yang baik daripada banyak teman yang tidak terlalu dekat.
Lebih menghargai keseimbangan dalam hidup. Beta cenderung untuk mencari keseimbangan antara pekerjaan, keluarga, dan hobi daripada mengejar kesuksesan yang berlebihan.
Walaupun Beta dianggap sebagai tingkatan di bawah Alpha, tetapi Beta tetap diakui sebagai sosok yang menarik dan dihormati dalam masyarakat. Beta cenderung untuk memiliki kualitas yang lebih stabil dan dapat diandalkan daripada Alpha. Beta juga cenderung untuk menjadi teman yang baik dan dapat diandalkan dalam hubungan sosial. Oleh karena itu, Beta dianggap sebagai tingkatan yang penting dalam socio sexual hierarchy.
3. DELTA
Delta dalam socio sexual hierarchy merupakan tingkatan atau kategori dalam hierarki sosial seksual yang menggambarkan individu yang memiliki tingkat atraktivitas fisik dan kepribadian yang tinggi, serta memiliki kendali atas situasi sosial dan seksual.
Individu yang termasuk dalam kategori delta dianggap sebagai pemimpin dalam hierarki sosial seksual, karena mereka dianggap sebagai individu yang paling atraktif dan memiliki kendali atas situasi sosial dan seksual. Mereka juga dianggap sebagai individu yang paling diinginkan oleh lawan jenis dan dihormati oleh lawan jenis maupun sesama jenis.
Individu yang termasuk dalam kategori delta umumnya memiliki fisik yang atraktif dan memiliki kepribadian yang menarik, seperti keberanian, kepercayaan diri, dan kepemimpinan. Mereka juga dianggap sebagai individu yang memiliki kendali atas situasi sosial dan seksual, seperti dalam hal memilih pasangan atau membuat keputusan dalam situasi sosial.
Namun, perlu diingat bahwa hierarki sosial seksual selalu berubah dan tidak selalu stabil. Individu yang termasuk dalam kategori delta mungkin saja dapat jatuh ke kategori yang lebih rendah atau naik ke kategori yang lebih tinggi, tergantung pada perubahan dalam faktor-faktor seperti atraktivitas fisik, kepribadian, dan kendali situasi.
Secara keseluruhan, delta dalam socio sexual hierarchy merupakan kategori yang menggambarkan individu yang memiliki tingkat atraktivitas fisik dan kepribadian yang tinggi, serta memiliki kendali atas situasi sosial dan seksual. Namun, perlu diingat bahwa hierarki sosial seksual selalu berubah dan tidak selalu stabil.
4. GAMMA
Gamma dalam socio sexual hierarchy adalah tingkatan kepribadian yang dianggap sebagai orang yang tidak memiliki kekuatan atau kontrol sosial yang signifikan. Mereka dianggap sebagai orang yang kurang menonjol dalam lingkungan sosial dan tidak memiliki daya tarik yang kuat pada lawan jenis.
Gamma dikenal sebagai orang yang cenderung introvert, tidak percaya diri, dan kurang memiliki kemampuan untuk mengambil risiko. Mereka cenderung merasa tidak nyaman dalam situasi sosial dan kurang memiliki kemampuan untuk mengejar atau mempertahankan relasi romantis.
Gamma juga dikenal sebagai orang yang kurang memiliki ambisi atau tujuan jangka panjang dalam hidup. Mereka cenderung lebih memilih untuk menjalani hidup dengan cara yang aman dan stabil, tanpa terlalu banyak risiko.
Walaupun gamma dianggap sebagai tingkatan yang lebih rendah dalam socio sexual hierarchy, itu tidak berarti bahwa mereka tidak memiliki potensi atau kemampuan untuk berkembang. Mereka dapat belajar untuk meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan sosial mereka, serta mengejar ambisi dan tujuan jangka panjang dalam hidup.
Secara umum, gamma dalam socio sexual hierarchy dianggap sebagai orang yang kurang memiliki kontrol sosial dan daya tarik pada lawan jenis, tetapi masih memiliki potensi untuk berkembang dan meningkatkan posisi sosial mereka.
5. OMEGA
Omega dalam socio sexual hierarchy adalah tingkatan terbawah dari hierarki sosial seksual. Orang yang diidentifikasi sebagai omega dianggap sebagai individu yang memiliki kualitas sosial dan seksual yang rendah. Mereka dikenal sebagai individu yang kurang atraktif, kurang berpengaruh, dan kurang diakui dalam lingkungan sosial mereka.
Omega dianggap sebagai individu yang kurang berhasil dalam menarik lawan jenis dan mempertahankan hubungan. Mereka juga dianggap sebagai individu yang kurang percaya diri dan kurang memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik.
Omega sering diidentifikasi sebagai individu yang kurang berpengalaman dalam hubungan seksual dan dianggap sebagai individu yang kurang memiliki kemampuan untuk memberikan kepuasan seksual. Mereka juga dianggap sebagai individu yang kurang mampu untuk mencapai orgasme atau mencapai klimaks.
Dalam hierarki sosial seksual, omega dianggap sebagai individu yang kurang diinginkan dalam hubungan romantis dan seksual. Mereka sering diabaikan oleh lawan jenis dan dianggap sebagai individu yang kurang berharga dalam lingkungan sosial mereka.
Namun, perlu diingat bahwa hierarki sosial seksual ini merupakan konstruksi sosial yang tidak selalu benar dan tidak berlaku untuk semua individu. Setiap individu memiliki potensi untuk menjadi atraktif dan berhasil dalam hubungan, tidak peduli tingkatannya dalam hierarki sosial seksual.
6. SIGMA
Sigma dalam socio sexual hierarchy adalah sebuah kategori yang digunakan untuk menggambarkan tipe pria yang tidak terlalu tertarik dengan norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Mereka cenderung lebih independent dan merasa tidak terikat oleh aturan-aturan sosial yang ditentukan oleh alpha atau beta pria.
Sigma pria cenderung lebih menyukai hidup bebas dan tidak tergantung pada sosialisasi atau dukungan dari lingkungan sosial mereka. Mereka cenderung lebih menyukai untuk bekerja sendiri dan mengejar tujuan-tujuan mereka tanpa harus terikat oleh aturan-aturan sosial yang ditentukan oleh alpha atau beta pria.
Sigma pria juga cenderung lebih menyukai untuk menjadi individu yang unik dan tidak terikat oleh norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Mereka cenderung lebih menyukai untuk mengejar tujuan-tujuan mereka sendiri dan tidak terikat oleh aturan-aturan sosial yang ditentukan oleh alpha atau beta pria.
Dalam hal kehidupan seksual, Sigma pria cenderung lebih menyukai untuk mengejar kesenangan seksual mereka sendiri dan tidak terikat oleh norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Mereka cenderung lebih menyukai untuk mengejar tujuan-tujuan seksual mereka sendiri dan tidak terikat oleh aturan-aturan sosial yang ditentukan oleh alpha atau beta pria.
Secara keseluruhan, Sigma dalam socio sexual hierarchy digambarkan sebagai tipe pria yang lebih independen, tidak terikat oleh norma-norma sosial yang berlaku dalam masyarakat, dan lebih mengejar tujuan-tujuan mereka sendiri. Mereka cenderung lebih menyukai untuk menjadi individu yang unik dan tidak terikat oleh aturan-aturan sosial yang ditentukan oleh alpha atau beta pria.
Menurut kamu, kamu termasuk golongan yang mana nih?
0 Response to "6 Kepribadian Hidup dalam Masyarakat - Socio Sexual Hierarchy"
Post a Comment